Jumat, 02 April 2010

Daerah Sekitar Kota Bagan Siapi-api

Daerah sekitar Bagansiapiapi antara lain :

A. Panipahan

Panipahan merupakan desa nelayan yang sangat eksostis, karena sebagian besar daerahnya terletak di atas lautan. Panipahan sekarang sedang berkembang pesat, jalan-jalan yang dulunya kayu, sebagian besar sekarang telah menjadi jalan-jalan beton, serta rumah rumah beton. Jika hari menjelang senja, banyak di jumpai kafe-kafe, tempat karaoke, kedai kopi dengan alunan musik yang sangat indah membuat kita sangat terhibur. Panipahan dapat di capai dengan speed boat lebih kurang 2.5 jam dari Kota Bagansiapiapi.

B. Sinaboi

Sinaboi terletak lebih kurang 25 km dari bagansiapiapi yang dapat di capai dengan perjalanan darat dan merupakan daerah yang sangat dekat ke Dumai. Belakangan Sinaboi juga sangat berkembang , letaknya yang sangat strategis antara Bagansiapiapi dan Dumai membuat daerah ini akan sangat berprospek ke depan. Sinaboi pernah di rencanakan untuk di jadikan pelabuhan nya Bagansiapiapi, karena daerah ini daerah daerah pesisir pantai dan sangat eksostis dengan rumah-rumah yang sebagian di atas lautan. Anda dapat menikmati seafood segar di sini.

C. Pulau Halang

Pulau Halang terletak di muara sungai Rokan, yang dapat di capai dari Bagansiapiapi dengan perahu motor selama 1 jam perjalanan. Pulau Halang yang dalam bahasa lokal di sebut Si Kak Pa, yang artinya pulau segi empat, karena bentuk pulau nya memang demikian. Terdiri dari Pulau Halang Muka dan Pulau Halang Belakang. Pulau Halang Muka menghadap langsung selat Malaka yang strategis.

D. Pulau Jemur

Terletak di selat Malaka, yang merupakan perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Jaraknya lebih kurang 45mil dari Bagansiapiapi, yang dapat di capai lebih kurang 2 jam perjalanan dengan speed boat. Namun belum ada transportasi umum ke sana. Pulau Jemur di kenal dengan keindahan alamnya, dengan pasir kuning yang sangat bersih. Di rencanakan Pulau Jemur akan di kembangkan menjadi Objek Wisata.

E. Pulau Berkey

Terletak persis di depan pelabuhan lama Bagansiapiapi, merupakan Pulau yang belum berpenghuni.

F. Tanah Putih

Tanah Putih merupakan daerah penting, karena di sini lah Belanda pertama kali menempatkan pusat pemerintahan daerah sekitar Tanah Putih, yang kemudian di pindahkan ke Bagansiapiapi. Tanah Putih dapat di capai dari Bagansiapiapi lebih kurang 1 jam perjalanan darat.

Rute Perjalanan Menuju Bagan Siapi-api

Posisi Bagansiapiapi
        Bagansiapiapi adalah ibukota kabupaten Rokan Hilir, Propinsi Riau yang merupakan pemekaran dari kabupaten Bengkalis. Posisi Bagansiapiapi terletak di pesisir Pulau Sumatera, di muara Sungai Rokan yang merupakan tempat yang sangat strategis. Merupakan tempat sangat strategis karena Bagansiapiapi dapat di capai dari segala arah, baik darat maupun laut.

       Bagi yang berasal dari luar negeri dapat memilih rute sebagai berikut: Semua rute Penerbangan dari Luar negeri tujuan Pekanbaru, atau jika rute anda tidak ada langsung tujuan pekanbaru, anda dapat mengambil rute tujuan Jakarta, dilanjutkan dengan rute Jakarta - Pekanbaru, dari Pekanbaru dilanjutkan perjalanan darat ke arah utara lebih kurang 5 jam. Dari Pelabuhan Klang atau Pelabuhan Malacca, Rute Port Klang - Dumai, atau Rute Mallaca- Dumai, setelah itu di lanjutkan dengan perjalanan darat lebih kurang 2.5 Jam (untuk rute Baru Dumai - Bagan melewati Sinaboi 1 Jam). Dari Port Klang atau Port Dickson (Malaysia) Rute tujuan Bagansiapiapi (sedang dalam tahap perencanan)

       Untuk Dalam Negeri dapat memilih rute sebagai berikut:
Semua Rute Penerbangan tujuan Pekanbaru, dari Pekanbaru di lanjutkan dengan perjalanan darat lebih kurang 5 Jam. Dari Medan (Sumatera Utara) dengan perjalanan darat lebih kurang 10 jam. Rute Kapal Laut tujuan Dumai, dilanjutkan dengan perjalanan darat 2.5 jam (untuk rute baru, Dumai - Bagan, melewati Sinaboi sekitar 1 Jam)

Sejarah Kota Bagan Siapi-api

       Bermula dari tuntutan kwalitas hidup yang lebih baik lagi, sekelompok orang Tionghoa dari Propinsi Fujian - Cina, merantau menyeberangi lautan dengan kapal kayu sederhana. Dalam kebimbangan kehilangan arah, mereka berdoa ke Dewa Kie Ong Ya yang saat itu ada di kapal tsb agar kiranya dapat diberikan penuntun arah menuju daratan. Tak lama kemudian, pada keheningan malam tiba2 mereka melihat adanya cahaya yang samar-samar. Dengan berpikiran dimana ada api disitulah ada daratan, akhirnya mereka mengikuti arah cahaya tsb, hingga tibalah mereka di daratan selat melaka tsb. Mereka yang mendarat di tanah tsb sebanyak 18 orang, diantaranya : Ang Nie Kie, Ang Nie Hiok, Ang Se Guan, Ang Se Pun, Ang Se Teng, Ang Se Shia, Ang Se Puan, Ang Se Tiau, Ang Se Po, Ang Se Nie Tjai, Ang Se Nie Tjua, Ang Un Guan, Ang Cie Tjua, Ang Bung Ping, Ang Un Siong, Ang Sie In, Ang Se Jian, Ang Tjie Tui. Mereka inilah yang kemudian dianggap sebagai leluhur Bagansiapiapi. Ke-esokannya, mereka mendapatkan di sungai tersebut terdapat sangat banyak ikan laut, dengan penuh sukacita mereka menangkap ikan untuk kebutuhan hidup. Mulailah mereka bertahan hidup di tanah tersebut.
 
        Mereka yang merasa menemukan daerah tempat tinggal yang lebih baik segera mengajak sanak-family dari Negeri Tirai Bambu sehingga pendatang Tionghoa semakin banyak. Keahlian menangkap ikan yang dimiliki oleh nelayan tsb mendorong penangkapan hasil laut yg terus berlimpah. Hasil laut berlimpah tsb di-ekspor ke berbagai benua lain hingga kemudian menjadi sangat terkenal dan bahkan di-klaim sebagai penghasil ikan laut terbesar ke-2 di dunia setelah Norwegia. Perdagangan di selat Melaka semakin ramai hingga membuat Belanda melirik Bagansiapiapi sebagai salah satu basis kekuatan laut Belanda, yang kemudian oleh Belanda membangun pelabuhan yang di Bagansiapiapi, konon katanya pelabuhan tsb adalah pelabuhan paling canggih saat itu di selat Melaka. Tidak hanya hasil laut yang saat itu menjadi tumpuan kehidupan masyarakat Bagansiapiapi, tapi ada juga hasil karet alam yang juga sangat terkenal. Dimasa perang dunia ke-1 dan perang dunia ke-2, Bagansiapiapi disebut sebagai salah 1 daerah penghasil karet berkualitas tinggi yang saat itu banyak sekali dipakai untuk kebutuhan peralatan perang seperti ban dari bahan karet.

       Pengolahan karet alam tsb dilakukan sendiri oleh masyarakat Bagansiapiapi di beberapa pabrik karet di Bagansiapiapi. Namun setelah perang dunia ke-2 selesai, permintaan akan karet semakin menurun hingga beberapa Touke menutup pabrik karet tsb. Dan kini banyak orang telah melupakan prestasi besar karet Bagansiapiapi yang dulu sangat terkenal di Asia. Dari sisi kebudayaan, terdapat sebuah kelenteng tua yang sudah berumur ratusan tahun. Ditempat kelenteng inilah Dewa Kie Ong Ya saat ini disembahyangkan. Dewa Kie Ong Ya yang ada di dalam kelenteng tsb adalah bentuk utuh/asli saat leluhur Bagansiapiapi pertama kali menginjak kaki di tanah Bagansiapiapi.

Beberapa versi menyebutkan asal usul kata Bagansiapiapi.

       Ada yang menyebutnya karena oleh asal petunjuk api yang secara mistis diberikan oleh Dewa Kie Ong Ya saat para leluhur meminta petunjuk. Versi lain mengatakan : cahaya terang yang dilihat orang para leluhur waktu kehilangan arah adalah cahaya yang dihasilkan oleh kunang-kunang. Dulu masih mudah menemukan kunang-kunang di kota Bagansiapiapi, namun kini agak sulit untuk melihat kunang-kunang di Bagansiapiapi. Namun ada versi yang jarang dibicarakan orang yaitu : Bagan adalah istilah tempat/alat penangkapan ikan model kuno, dan kata "api" sendiri adalah nama sejenis pohon di rawa-rawa yang biasanya disebut : pohon api-api. Dimana saat itu perairan Bagansiapiapi terdapat banyak sekali tempat/alat penangkapan ikan dan rawa-rawa yang tumbuh oleh pohon api-api.  Saya menemukan istilah yang sama untuk nama pohon tsb ketika saya mengunjungi daerah pertambakan ikan di propinsi Banten - Jawa Barat.

Pemerintahan Rokan Hilir

Dengan kapasitas sebagai ibu kota kecamatan Bangko, Bagansiapiapi akhirnya dijadikan ibu kota kabupaten Rokan Hilir. Secara Administrasi Kabupaten Rokan Hilir terdiri dari 13 (tiga belas) Kecamatan, yaitu:

Kecamatan Bangko : 4 Kelurahan, 13 Desa.
Kelurahan : Bagan Kota, Bagan Hulu, Bagan Barat dan Bagan Timur.
Desa : Bagan Punak, Bagan Jawa, Parit Aman, Labuhan Tangga Besar, Labuhan Tangga Kecil, Teluk Bano II, Suak Temenggung, Pedamaran, Suak Air Hitam, Sungai Besar, Rokan Baru, Labuhan Tangga Baru, Pekaitan.
Kecamatan Sinaboi : 4 Desa.
Desa Sinaboi, Sei. Bakau, Raja Bejamu, Sei Nyamuk.
Kecamatan Rimba Melintang : 8 Desa.
Desa Rimba Melintang, Jumrah, Teluk Pulau Hilir, Teluk Pulau Hulu, Lenggadai Hulu, Lenggadai Hilir, Mukti Jaya, Karya Mukti.
Kecamatan Bangko Pusako : 9 Desa.
Desa Bangko Kanan, Bangko Kiri, Sei. Manasib, Teluk Bano I, Bangko Jaya, Bangko Bakti, Bangko Pusako, Bangko Sempurna, Bangko Makmur.
Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan : 4 Desa.
Desa Melayu Besar, Melayu Tengah, Batu Hampar, Mesah.
Kecamatan Tanah Putih : 2 Kelurahan, 6 Desa.
Kelurahan Sedinginan dan Banjar XI. Desa Sekeladi, Teluk Mega, Putat, Rantau Bais, Ujung Tanjung, Sintong.
Kecamatan Kubu : 1 Kelurahan, 13 Desa.
Kelurahan Teluk Merbau
Desa Teluk Piyai, Rantau Panjang Kanan, Sei. Kubu, Sei. Segajah, Tanjung Leban, Rantau Panjang Kiri, Sei. Majo, Sei. Panji-panji, Pulau Halang Belakang, Teluk Nilap, Pulau Halang Muka, Sei. Pinang, Jojol.
Kecamatan Bagan Sinembah : 14 Desa.
Desa Bagan Sinembah, Bagan Batu, Bahtera Makmur, Pasir Putih, Balai Jaya, Balam Sempurna, Pelita, Gelora, Kencana, Bagan Bakti, Lubuk Jawi, Panca Mukti, Harapan Makmur, Salak.
Kecamatan Pujud : 8 Desa.
Desa Pujud, Air Hitam, Teluk Nayang, Siarang-arang, Tanjung Medan, Kesang Bangsawan, Sei. Pinang, Sri Kayangan.
Kecamatan Simpang Kanan : 4 Desa.
Desa Simpang Kanan, Kota Paret, Bagan Nibung, Bukit Damar.
Kecamatan Pasir Limau Kapas : 4 Desa.
Desa Pasir Limau Kapas, Sungai Daun, Panipahan, Teluk Pulai.
Kecamatan Batu Hampar : 5 Desa.
Desa Bantaian, Sungai Sialang, Bantaian Baru, Bantaian Hilir, Sungai Sialang Hulu.
Kecamatan Rantau Kopar : 4 Desa.
Desa Rantau Kopar, Sekapas, Bagan Cempedak, Sungai Rangau.

profil kota bagan siapi-api

       Terdapat beberapa istilah/nama untuk kota yang satu ini: Awalnya para leluhur menyebut nama kota ini adalah : Bagan-Api. kemudian direvisi menjadi Bagan-Siapi-api. terakhir menjadi Bagansiapiapi bagi kami asli putera/i Bagansiapiapi lebih sering menggunakan istilah/nama : `Bagan` untuk kampung tercinta kami, istilah Bagan ini dipakai oleh orang Tionghoa dan hampir semua masyarakat Melayu yang saat ini masih berada di kota Bagansiapiapi maupun yang merantau.

Bagansiapiapi : sebuah kota eksotis yang pernah terkenal di dunia karena hasil laut yang berlimpah hingga menjadi peringkat ke-2 terbesar penghasil ikan dunia setelah Norwegia. Tidak heran bila bank sebesar Bank Rakyat Indonesia mendirikan cabang ke-2 Indonesia di kota Bagansiapiapi karena arus perdagangan yang saat itu sangat aktif. Secara kebetulan, karena kedatangan oleh para pendatang Tionghoa yang memulai kehidupan bisnis kelautan di Bagansiapiapi dan kemudian berkembang hingga mendirikan pabrik karet alam, tidaklah heran bila di kota yang kecil ini berkembang sebuah komunitas Tionghoa yang budayanya begitu kuat. Kekuatan budaya inilah yang saat ini menjadikan kota Bagansiapiapi semakin unik di Indonesia, sehingga beberapa pihak mulai menggarap sektor pariwisata Bagansiapiapi dari sisi budaya Tionghoa dan keindahan alam.

       Sejak tahun 1990, transportasi darat mulai mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah setempat terlebih sejak Bagansiapiapi menjadi ibu kota kabupaten Rokan Hilir yang baru terbentuk, transportasi darat semakin baik dan aman. Kalau dulu Bagansiapiapi hanya bisa ditempuh dengan jalan laut kini orang lebih memilih jalan darat selain lebih nyaman juga lebih cepat.

Kabupaten Rokan Hilir

        Kabupaten Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau, Indonesia. Ibukotanya terletak di Bagansiapiapi, kota terbesar, bersejarah, dan pernah dikenal sebagai penghasil ikan terbesar di Indonesia. Pusat pemerintahan kabupaten berada di tengah-tengah kota, tepatnya di jalan Merdeka No 58. Kabupaten ini mempunyai luas sebesar 8.941 km² dan penduduk sejumlah 349.771 jiwa. Rokan Hilir terbagi kepada 13 kecamatan dan 83 desa. Rokan Hilir dibentuk dari tiga kenegerian, yaitu negeri Kubu, Bangko dan Tanah Putih. Negeri-negeri tersebut dipimpin oleh seorang Kepala Negeri yang bertanggung jawab kepada Sultan Siak. Distrik pertama didirikan Hindia Belanda di Tanah Putih pada saat menduduki daerah ini pada tahun 1890. Setelah Bagansiapiapi yang dibuka oleh pemukim-pemukim Tionghoa berkembang pesat, Belanda memindahkan pemerintahan kontrolir-nya ke kota ini pada tahun 1901. Bagansiapiapi semakin berkembang setelah Belanda membangun pelabuhan modern dan terlengkap untuk mengimbangi pelabuhan lainnya di Selat Malaka hingga Perang Dunia I usai. Setelah kemerdekaan Indonesia, Rokan Hilir digabungkan ke dalam Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Bekas wilayah Kewedanaan Bagansiapiapi yang terdiri dari Kecamatan Tanah Putih, Kubu dan Bangko serta Kecamatan Rimba Melintang dan Kecamatan Bagan Sinembah kemudian pada tanggal 4 Oktober1999 ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai kabupaten baru di Provinsi Riau sesuai dengan Undang-Undang Nomor 53 tahun 1999 dengan ibukota Bagansiapiapi.

Kecamatan

Ke 13 kecamatan tersebut adalah
Kecamatan Bangko
Kecamatan Sinaboi
Kecamatan Rimba Melintang
Kecamatan Bangko Pusako
Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan
Kecamatan Tanah Putih
Kecamatan Kubu
Kecamatan Bagan Sinembah
Kecamatan Pujud
Kecamatan Simpang Kanan
Kecamatan Pasir Limau Kapas
Kecamatan Batu Hampar
Kecamatan Rantau Kopar

Pariwisata
Kabupaten Rokan Hilir memiliki beberapa pariwasata andalan.

A. Festival Bakar Tongkang
 
Upacara Bakar Tongkang adalah wisata budaya unggulan Provinsi Riau dari Kabupaten Rokan Hilir (Rohil). Upacara Bakar Tongkang telah menjadi wisata nasional bahkan internasional. Upacara Bakar Tongkang adalah upacara tradisional masyarakat Tionghoa di Ibu Kota kabupaten Rokan Hilir yakni Bagansiapiapi. Ritual Bakar Tongkang merupakan kisah pelayaran masyarakat keturunan Tionghoa yang melarikan diri dari si penguasa Siam pada abad ke-19. Didalam kapal yang di pimpin Ang Mie Kui, terdapat patung Dewa Kie Ong Ya dan lima dewa, dimana panglimanya disebut Taisun Ong Ya. Patung -patung dewa ini mereka bawa dari tanah Tiongkok, dan menurut keyakinan mereka bahwa dewa tersebut akan memberikan keselamatan dalam pelayaran, hingga akhirnya mereka menetap di Bagansiapiapi. Untuk menghormati dan mensyukuri kemakmuran dan keselamatan yang mereka peroleh dari hasil laut sebagai mata pencaharian utama masyarakat Tionghoa Bagansiapiapi, maka mereka membakar wangkang (tongkang) yang dilakukan setiap tahun. Sedangkan prosesi sembahyang dilaksanakan pada tanggal 15, 16 bulan 5 tahun Imlek. Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa ritual Bakar Tongkang adalah ritual pemujaan untuk memperingati hari ulang tahun Dewa Kie Ong Ya (Dewa Laut). Upacara ini memiliki ciri khas tersendiri dan tidak dapat ditemui di tempat lain di Indonesia. Pada zaman Soeharto upacara seperti ini sempat dilarang tetapi kemudian diaktifkan kembali di era Gus Dur sampai sekarang ini.

B. Pulau Jemur
 
Pulau Jemur adalah gugusan kepulauan yang terletak di Selat Malaka, tepatnya di tengah-tengah antara perbatasan Indonesia dan Malaysia. Keindahan alamnya jemur sangat memukau namun potensi tersebut masih tengah digarap.